Malaka –EB. Peristiwa banjir yang memporak-porandakan seantero wilayah kabupaten Malaka meninggalkan luka dan duka.
Sejumlah masyarakat yang menjadi korban banjir di dusun Loosina, Desa Lawalu, Kecamatan Malaka Tengah, mengeluh karena belum mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah.
"Sampai sekarang kami belum mendapat bantuan dari pihak pemerintah. Kami tidak tahu mungkin karena akses transportasi atau apa, tapi yg pasti bahwa kami sama sekali belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Setiap bantuan yang datang baru sampai cabang ke Loosina. Sementara kami yang ada di dusun Loosina belum mendapatkan bantuan sama sekali dari pihak pemerintah daerah", ujar Hiro Seran saat ditemui media ini, kamis.
Hiro mengisahkan bahwa pada saat puncak bencana banjir, tidak ada unit untuk evakuasi warga yang ada di dusun ini.
" Kemarin pada saat puncak bencana banjir, kami sama sekali tidak mendapatkan unit untuk evakuasi sehingga kami hanya pasrah dan tetap berada di sini pada saat kondisi air tinggi. Unit evakuasi dari TNI dan POLRI baru masuk di sini dua hari setelah puncak bencana banjir", kisah pemuda Loosina ini.
Lanjut Hiro, kondisi masyarakat di dusun Loosina sangat menderita pasca bencana banjir.
" Di dusun ini pasca banjir, ada begitu banyak kesulitan dan kendala. Hampir semua masyarakat di sini menggunakan kayu kering untuk memasak. Sehingga sangat sulit sekali karena kondisi air belum kering. Selain itu, air bersih sangat-sangat dibutuhkan karena kondisi sumur semuanya masih tergenang air banjir".
Menurut dia, selain bantuan berupa material perlu juga bantuan tenaga untuk mengembalikan semua rumah yang rusak dan juga sarana jalan yang masih tergenang air dan lumpur.
"Di dusun ini, ada sekitar empat rumah yang rusak parah dan tidak bisa di tempati lagi. Sehingga selain bantuan berupa sembako dan air bersih, kami juga sangat mengharapkan bantuan tenaga dari TNI dan POLRI guna memperbaiki kembali beberapa rumah warga yang rusak dan sarana jalan yang masih tergenang air dan lumpur", pungkas Hiro.
Terpisah, salah satu orang tua di dusun Loosina mengaku baru mendapatkan bantuan dari teman-teman relawan.
"Kami di dusun Loosina hari ini baru pertama kali mendapatkan bantuan dari teman-teman relawan alumni SWAT Al Zaytun Jakarta berupa beras, mie dan air meneral. Itu pun belum cukup karena kami yang ada di dusun ini berjumlah kurang lebih 100 kk. Sementara dari pihak pemerintah belum sama sekali", ungkap Bei Anton.
Diakhir perjumpaan dengan media ini, Bei Anton berharap agar pemerintah bisa memperhatikan para korban secara menyeluruh.
"Kami berharap pemerintah daerah tolong perhatikan para korban secara menyeluruh dan merata. Kalau bisa jangan hanya perhatikan para korban yang ada di tempat pengungsian. Kami di sini juga sangat menderita. Harus perhatikan kami yang tidak sempat ke posko pengungsian karena ketiadaan unit evakuasi pada saat bencana banjir kemarin", tutup Bei Anton. (Tim)
0 Comments