Ticker

6/recent/ticker-posts

Menjadi Pemimpin Yang Transformasional

 

Kepemimpinan (leadership) merupakan intisari manajemen dengan kepemimpinan yang baik, proses manajemen akan berjalan baik pula. Tercapai atau tidaknya tujuan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kecakapan leader dalam melaksanakan kepemimpinannya untuk mengarahkan bawahannya. Kecakapan atau kewibawaan seorang leader (pemimpin) akan mendorong gairah kerja, kreatifitas, partisipasi dan loyalitas para bawahan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Leader adalah orangnya, sedangkan leadership adalah gaya atau style seorang pemimpin mengarahkan, mengkoordinasikan dan membina bawahannya agar bekerja sama dan bekerja produktif mencapai tujuan yang diinginkan. Mengejar kekuasaan adalah sah dalam demokrasi modern. Untuk itulah antara lain partai politik didirikan. Segala retorika moral yang mengiringi adalah pemanis untuk memikat hati rakyat.

Dalam Transformational Leadership, B.M. Bass dan R.E. Riggio berpendapat bahwa kepemimpinan transaksional paling-paling hanya akan menghasilkan kompromi yang tidak akan melampaui self–interest. Pemimpin memperoleh loyalitas para pengikut dengan menjanjikan sejumlah uang atau kedudukan. Organisasi yang terbangun rapuh karena tidak diikat oleh komitmen moral. Tetapi hanya oleh pertukaran kepentingan diri.

Berbeda dari itu, kepemimpinan transformasional efektif dalam memotivasi para pengikut untuk mendukung kebaikan yang lebih besar yang melampaui kepentingan diri. Ia melibatkan para pengikut untuk memberdayakan mereka sehingga kinerja organisasi  menjadi lebih dari pada yang diharapkan. Dalam teori politik, kepemimpinan transaksional mendekati modus vivendi ala Hobbes, sedangkan kepemimpinan transformasional  mendekati demokrasi partisipatoris.

Ada tiga tingkat fungsi yang perlu dipenuhi seorang pemimpin agar rakyat mengalami transformasi kehidupan  yang istimewa. Pertama, tetap merujuk pada Paus Fransiskus, yaitu pemimpin punya fungsi sebagai mediator yang mampu mempertemukan kepentingan pihak-pihak dalam masyarakat, termasuk misalnya kepentingan mayoritas dan minoritas (dalam segenap dimensinya). Kedua, fungsi pemimpin sebagai integrator. Fungsi kepemimpinan ini bertujuan menyelaraskan berbagai kepentingan, kebutuhan, serta aspirasi masyarakat hingga mempersatukan semuanya itu dan pada gilirannya mencapai sinergi bersama. Ketiga, fungsi kepemimpinan sebagai transformator. Fungsi kepemimpinan ini bukan hanya untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan rakyat elementer, faktual, mediasi solutif, serta mencapai sinergi bersama, tetapi sudah\sampai pada tanggung jawab pemimpin dalam membawa kehidupan rakyat ke tataran yang lebih tinggi.

Penulis: Winda Lopez

Post a Comment

0 Comments