Untuk Natya...
Disuatu perjalanan
aku mampir untuk merasakan denyut kenangan
tempat kita melarikan rindu.
Masih hangat
dan ciuman di balik jendela itu
sudah jadi pelangi kecil yang lucu.
Aku simpan dalam puisiku yang sempoyongan
bersebelahan dengan mimpi.
Suatu saat kita akan memandanginya
setelah hujan masa tua.
Puisi itu apa?
Puisi itu saat saya tidak punya doa
Selain namamu.
Itu saja.
Perihal Rindu (1)
Ketika hujan
Sering aku bayangkan rindu berguguran
jatuh di sisi ranjangmu
lalu dengan manja kau tarik selimut
untuk memeluknya.
‘selamt tidur ingatan’
Oesapa,01022019
“Dari hati untuk jiwa”
Penulis: EMAN ROMAN
(Alumni Filsafat Kupang)
0 Comments